Twinkle dan Cahaya Birunya

Di padang rumput yang cerah, hiduplah kunang-kunang kecil bernama Twinkle. Teman-temannya punya cahaya kuning terang, tapi cahaya Twinkle biru dan lembut, seperti embun pagi. “Aku tidak sehebat mereka,” pikirnya sambil bersembunyi di dalam bunga tulip.

Suatu malam, bulan hilang dan bintang-bintang gubrak!—lenyap. Padang rumput jadi gelap dan sunyi. Bunga-bunga menguap, dan sungai berbisik pelan. Teman-teman Twinkle sibuk mencoba menerangi jalan, tapi cahaya mereka redup.

Seekor katak kecil menangis, “Aku tidak bisa melihat jalan pulang!” Twinkle mengintip dari bunganya. Ia terbang pelan-pelan… dan cahaya birunya menyinari jalan si katak! Kegelapan pun menjauh.
Kupu-kupu mampir. “Tolong antar aku ke rumah,” katanya. Twinkle terbang lebih tinggi, cahayanya makin terang.

Kunang-kunang lain melihat dan ikut membantu. Cahaya kuning dan biru mereka berputar-putar di langit seperti pita ajaib.
Tiba-tiba… bintang-bintang kembali! Padang rumput pun cerah lagi. Cahaya Twinkle tetap biru, tapi sekarang ia tersenyum bangga. Ia masih suka tidur di dalam tulip—bukan untuk bersembunyi, tapi untuk istirahat sebelum bermain lagi!