Berry dan Kebun yang Bersinar

Di sebuah lembah dimana awan terasa seperti permen kapas dan hujan jadi limun, hiduplah rubah kecil bernama Berry. Bulunya berwarna daun musim gugur, dan makanan favoritnya adalah sparkle-pops—permen berkilau yang meletus di lidah seperti bintang. Ia makan itu setiap hari, mengabaikan sayur dan buah di kebunnya.

Suatu pagi, ekor Berry terasa berat, dan kakinya seperti menyeret batu. Ia mencoba mengejar bayangannya, tapi bayangan itu berlari lebih cepat. Bahkan sparkle-pops terasa hambar! Bingung, ia mendekati kebunnya dan melihat wortel pelangi menyembul dari tanah, bersinar lembut.

Penasaran, Berry menggigit wortel itu. Kraukk! Hangat menyebar di tubuhnya, dan tiba-tiba ia bisa melompat tinggi! Ia menjilat embun di stroberi—manisnya membuat bulunya berkilau. Ia mengunyah bayam renyah, dan whoosh! Ekornya berkibar-kibar seperti layang-layang.

Siang itu, Berry mendengar suara jeritan. Temannya, landak bernama Puddle, terjebak di lubang lumpur. Berry menggali dengan cakar kuatnya, mengunyah bluberi untuk tenaga, dan menyelamatkan Puddle. “Kok bisa kamu secepat itu?” tanya Puddle. Berry hanya tersenyum, perutnya penuh keajaiban kebun.
Sejak itu, Berry sesekali masih makan sparkle-pops—tapi hanya setelah kenyang dengan wortel bersinar, stroberi yang tertawa saat digigit, dan kacang polong yang menggelinding ke mulutnya. Petualangannya pun jadi lebih seru, lebih cerah, dan penuh semangat!